Minggu, 08 Mei 2011 pukul 9.00 telah diadakan pertemuan ke dua LRS Chapter Lampung. Pertemuan ke dua ini dihadiri 8 orang anggota dari 21 anggota yang telah terdaftar. Dalam pertemuan ini dihadiri oleh seorang anggota baru, dan pembahasan buku yang ditugaskan untuk diresensi. Buku yang pertama dibahas adalah buku berjudul “ Lagu Opick Inspirasiku”
Mau tahu bagaimana ulasan diskusinya, cekidot..!
D first book, “ Lagu Opick Inspirasiku” berisi kisah berhikmah para pendengar lagu Opick. Buku setebal 188 halaman berdisain cover hijau dan hitam ini menampilkan banyak kisah yang terjadi dalam kehidupan nyata. Walau desain covernya bisa di katakan religi banget, tapi ternyata penulisnyapun tidak hanya yang beragama Islam, melainkan ada yang beragama non Islam. Ini menjadi daya tarik tersendiri. Bahwa, lagu Opick yang menginspirasi banyak orang tak hanya kalangan yang meyakini ke-Esa-an Allah saja. Cerita ini dikisahkan oleh Joko Susanto berjudul “Segenggam Cahaya”. Beliau yang tadinya memahami bahwa Islam itu membuat keonaran, ternyata setelah mendengarkan lagu Opick. Pemikirannya terhadap Islam berangsur membaik.
Lalu kisah seru berjudul,”Indahnya Bersedekah” ditulis oleh mbak
Dila Saktika Negara, yang juga anggota
LRS Chapter Lampung Beliau menuturkan ketika saat sedang kritis tak ada uang, kecuali hanya selembar seribuan, dan akhirnya ia berikan kepada yang membutuhkan. Akhirnya, Allahpun langsung menggantinya. Ketika sudah samapi di rumah, oomnya yang sedang mendapatkan rezeji, memberinya uang dalam jumlah ratusan ribu rupiah. Tadinya ia sudah bingung karena tak punya uang, apalagi ia tinggal bersama oomnya. Sungguh kalo kita berada diposisinya, kita akan merasakan hal yang sama. Tapi, betapa Allah itu Maha Baik, mengerti kekurangan hambaNya. Walloohu’alam.
Ada juga kisah haru yang ditulis mbak Afifah Rona, berjudul “Cahaya Hati itu Tersimpan di Tanah Paman Sam”. Dimana ketika ia menjadi mahasiswa ia adalah sosok yang jarang menghidupkan syariat, baik dalam diri maupun keluarganya. Bisa dibilang, Islamnya adalah Islam KTP (kata yang nulis). Hal itu semakin diperparah saat ia menimba ilmu di negeri Paman Sam, ia jarang mengikuti pertemuan anak-anak Indonesia yang mengadakan pengajian, ia malah asyik bersama teman-teman asingnya. Ketika ia merasa punya masalah, ia larikan masalahnya bersama gempita diskotik. Begitulah kebiasaannya. Hingga suatu hari ia bermimpi, ia tengah mengenajan jilbab barwarna jingga. Saat itu ia tengah dilanda ‘kegersangan’, ia merasa hampa, dan dengan iseng ia mengetik kata”cahaya hati” di computer yang sudah tersambung dengan internet. Dan di sana banyak bermunculan kata yang senada. Lalu, ia ambil secara acak, dan terpilihlah lagu Opick. Ketika mendengarnya, ia menjadi sadar, dan lagu itu menjadi lagu wajibnya yang ia dengar. Hingga pada suatu hari melalui temannya, ketika ia merasa sendiri, akhirnya ia mau pergi ke acara pengajian anak-anak Indonesia, dari sanalah ia semakin sdar bahwa sudah saatnya ia berubah. Setelah itu, di suatu hari, dengan tidak disangka, untuk pertema kalinya ia mengenakan jilbab, adalah berwarna jingga. Dan itu persis seperti mimpinya. Dan akhirnya iapun kembali kepada jalan yang benar. Subhanallooh.
The second book is “ Curhat Jalan Raya”. Ketika kita ngomong soal lalu lintas. Buku berwarna biru ini dalah kumpulan 30 karya terbaik dari 279 peserta. Buku yang menceritakan bagaimana geliat para pengguna jalan yang mengalami problema dan mereka ceritakan dalam buku apik ini. “ AWAAAS, PEJABAT MAU LEWAT!” judul yang dipilih oleh mbak Yudith Fabiola ini menceritakan kekesalannya ketika akan menghadiri pesta pernikahan di Jakarta. Dari Bandung mbak Yudith sekeluarga akan menghadiri dua pesta pernikahan. Yang pertama lancar saja. Ketika melanjutkan perjalanan ke pesta pernikahan selanjutnya, laju mobil berhenti. Ia heran beribu heran. Ada kecelakaankah? Ambulan mau lewatkah? Demokah? (masa demo malam-malam sih?) Saat papanya menurunkan jendela mobil dan ingin mencari tahu sebabnya, ternyata…
“ARRRGGGHHH!” ternyata rombongan “pejabat” mau “lewat”! memangnya jalan ini punya siapa? Bagaimana kalau di antara penumpang yang terjebak kemacetan tadi ada ibu yang mau melahirkan, ada bapak yang sakit gigi, ada anak yang pingin pipis.
“UUUGGGHH!” Pingin gigit tiang listrik rasanya. Dan setelah mobil dapat melaju, sesampainya di sana pesta pernikahan teman mbak Yudith sudah selesai. Makan-makanan sudah habis. Meja-meja dirapikan. Mbak Yudith misuh-misuh dalam perjalanan pulang. Dalam curhatnya mbak Yudith menyarankan beberapa hal seperti:
- Mengumumkan lewat media cetak atau elektronik tentang waktu dan ruas-ruas jalan yang akan dilalui mereka sehingga rakyat jelata bias mengambil jalur alternative.
- Tau pejabatnya yang emenmpuh jalur lain. Jalur yang jauh dari keramaian, selain menghindari kemacetan, juga lebih aman.
- Pejabat pasti diberi fasilitas yang menunjang kerjanya, kan? Bukan tidak mungkin disediakan helicopter, yak an? Jadi, akan lebih baik kalau perjalanan yang bisa menyebabkan kemacetan dan waktu yang lama bisa disiasati dengan naik helikopter. Pejabat tenang, rakyatpun senang. ( di eritakan oleh mbak Dila Saktika Negara)
Curhatan selanjutnya di samapaikan olah kak Ahmed Ghosen Al Qohtany. “ ANGKOT TERGAUL SE- INDONESIA” dari Oloan P. Lubis
Di daerah Padang, walaupun tak semaju Jakarta, dan kota besar lainnya, kalau bicara soal angkot, katanya di sana angkotnya gaul-gaul. Kalau kita ke sana, katanya kita bisa kaget. Gimana nggak, angkotnya dimodif dengan gaya anak muda. Malai dari bagian luarnya. Kalau biasanya cutting stiker digunakan cuma buat mobil-mobil modifikasi, jangan salah… Di Padang semua angkotnya menggunakan cutting stiker lho. Ditempel dengan tataletak yang apik. Stikernya mulai dari merk terkenal, seperti merk pakaian. Misalnya Quick Silver, Billabong, Ocean Pacific, dan lain-lain. Kalau angkotnya tampil polos, di sana (kata pencerita) jarang laku. Selain stiker, angkot dibuat ceper. Walau tidak semuanya. Terus, interior angkotnya. Biasanya tempat duduk penumpang dibikin sebagus mungkin dengan warna-warna yang disukai remaja. Seperti merah muda, biru muda, dan lain-lain. Nggak ada angkot yang polos kayak keluaran dari pabriknya. Kalaupun ada bisa dihitung. Tapi, sayangnya jok mobil bakal jadi incaran tangan-tangan usil. Beberapa orang mencoret dengan nama gank, nama sekolah, nama pacar, parahnya ada kata kasar dan jorok! And than, system audionya. Serasa berada dalam diskotik atau serasa sedang nonton konser dari jarak dekat. Namun dari semua itu, ada satu masalah yaitu sopir angkot yang ugal-ugalan. Mungkin karena rata-rata sopir di sana berusia 17-30 tahun, sehingga masih berjiwa muda sampai-sampai membawa kendaraan seperti balapan.
Namun, alasan klasik adalah kejar setoran. Terkadang, para polisi cerdik juga, mereka ngumpet di tempat yang gak kelihatan, tapi mengawasi lampu merah. Kalau ada angkot yang menerobos lampu merah, hap langsung ditangkap. Namun, tetap membandel, walau SIM-nya sudah pernah ditangkap polisi, menjadi sebab kecelakaan dan lain-lain, karena bagi mereka yang penting bawa angkot, kejar setoran, terus dapat uang deh.
Selain itu, di Makassar, konvoi pengendara yang mengantar jenazah yang akan dimakamkan mengiasi hampir setiap hari di jalan raya. Cerita ini mungkin langka dalam benak kita, tapi di Makassar ternyata ini menjadi maslah tersendiri. Karena tidak sedikit para pengguna jalan yang merasa kesal dengan konvoi para pengantar jenazah sehingga melontarkan kata-kata yang tidak sepatutnya. Bukannya doa yang dilafazkan melainkan kaliamat serapah karena ugal-ugalan.
Selain itu sedikit curhat dari saya (hehehe). Saya miris sebenarnya dengan para pedagang yang me-nyabotase trotoar. Dihati kecil saya sebenarnya prihatin dengan keadaan ekonomi mereka yang lebih tidak beruntung dari saya, tapi melihat ‘kelakuan’ mereka saya jadi jengkol eh jengkel sama mereka. Karena sadar atau tidak, itu mengganggu para pejalan kaki. Sehingga saat berjalan di atas trotoar, mengharuskan naik turun trotoar karena ada pedagang. Dan kadang tidak hanya satu, tapi lebih. Dan itu bisa memakan waktu untuk naik-turun trotoar saja. Selain itu, ketika berjalan di pinggir jalan, pengguna motor yang ngebut sering kali membuat saya kesal. Karena jarak mengendarai motornya sangat dekat sekali dengan saya yang lagi jalan. Sampai-sampai hembusan angin yang ditimbulkan kecepatan motor dapat saya rasakan. Selain itu mobil-mobil yang sebenarnya sudah ‘makan’ bagian jalan kami tega-teganya mengklakson, menandakan kaliamat perintah,” minggir!”. “Iya-iya, mentang-mentang naik mobil!” dengus saya kesal.
Seusai membahas ke dua buku tersebut, acara selanjutnya pembahasan materi yang dihidangkan oleh mbak Dila Saktika Negara anggota LRS chapter Lampung. Kami diberi materi berupa, “narasi”. Apakah itu narasi? Narasi adalah bentuk tulisan yang di tulis based on true story. Ditulis seperti diary namun tetap memperhatikan EYD. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan narasi :
Pertama, jujur dengan apa yang ditulis. jangan dibuat-buat.
Ke dua, buat jeda dengan memberi paragraf. hindari paragraf yang panjange
Ketiga, kisah harus mengnsprasi dan mempunyai hikmah.
Tidak sampai situ, rangkaian acara LRS berlanjut makan-makan dikediaman mbak Yazmin Aisyah yang pada hari Minggu juga sedang walimahan alias menikah! Gegaslah kami seusai sholat meluncur ke sana. Dan… inilah fotonya…
Barokalloh mbak Yazmin…
Oya, numpang promo nih…
Beberapa anggota LRS sudah ada yang karyanya terbit.. Seperti mbak Tri Lego Indah ( Ibu Koord) : Ibuku Adalah… dan karya yang lainnya
Bang Yandigsa: Cinta Hilal Fajri, dan karya yang lainnya
Mbak Yazmin Aisyah: Cinta Tak Bersyarat, dan karya yang lain
Mbak Dila Saktika Negara: The Cup of Tea, dan beberapa antologi
Sedamai Lazuardi: Kado Untuk Indonesia.. dan lainnya
Serta karya dari kami ( Tri Lego Indah, Yazmin Aisyah, dan Sedamai Lazuardi): Serba-Serbi Ujian Nasional ( Leutika Prio, 2011) antologi narasi kisah-kisah seru seputar ujian nasional. Beli ya beli…. Hehe.. harganya RP. 61.100 ( belum termasuk ongkos kirim, tapi kalo beli senilai Rp.90.000 gratis ongkir.. nah kalo beli barengan aja… ^^v)
Terakhir… selamat berkarya dan berjuang di tanah seberang, buat kak Ahmed Ghoseen Al-Qohtany, anggota LRS chapter Lampung yang dipanggil Leutika untuk bergabung di sana. Semoga sukses!! Jangan lupain kita ya….^_^
Bandar Lampung, 08 Mei 2011
Sedamai Lazuardi
Anggota LRS Chapter Lampung