Minggu, 11 Desember 2011

Pertemuan ke 5 LRS Chapter Lampung


Pertemuan ke 5, LRS Chapter Lampung, kali ini diadakan di Bandar Lampung. Saya datang agak terlambat, sekitar 15 menit. Di gazebo Beringin Unila, sudah datang dua anggota LRS Chapter Lampung, Betty dan Ani yang sedang sarapan, perbekalan yang mereka bawa. :D

Di penghujung tanggal di bulan oktober, tepatnya 30 Oktober 2011, pertemuan kali ini hanya dihadiri oleh 3 orang saja. Saya, Betty dan Ani. Namun, hal ini tidak memudarkan semangat kami, untuk tetap melaksanakan agenda rutin pertemuan LRS per satu bulan sekali.

Di tengah rinai hujan, dan atap gazebo yang bocor sana sini, plus angin kencang, tidak menjadi penghalang kegiatan LRS tetap kami langsungkan. Dengan suara yang harus bersaingan dengan gelegar petir saat itu, kami membahas mengenai buku kiriman Leutika Publisher berjudul “Menguak Fenomena Mati Suri”, buku bergenre Agama yang ditulis oleh F. Arifah.  Resensi buku kali ini disampaikan oleh Anie Izzatullah.

Berikut, resensi yang disampaikan oleh Ani :

Mati suri masih  menjadi misteri yang belum bisa dipahami oleh kebanyakan orang karena mati suri itu sebenarnya hal yang tidak bisa diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan  saat mati suri mereka mengambang di atas tubuh mereka sendiri, sedangkan yang lain berjalan di terowongan penuh cahaya atau diliputi rasa damai.  Pengalaman  itu bisa  berupa  roh yang keluar dari tubuh. Perasaan yang menyenangkan, melihat sebuah terowongan, lampu, kerabat meninggal, atau hidup mereka berkedip di depan mata mereka.

Sampai saat ini, masih banyak persoalan  mati  suri yang diperdebatkan tanpa ada dasar yang kuat. Karenanya melalui buku ini penulis mencoba untuk mengungkapkan peristiwa mati suri  berdasarkan pada perspektif medis dan agama.  Dalam buku ini juga dikuatkan dengan cerita tentang pengalaman orang-orang  yang pernah mengalami mati suri dan  tinjauannya  dari berbagai bidang.


Dan kami bertiga sepakat, buku ini sangat recomended untuk pembaca yang penasaran dengan fenomena mati suri tersebut. Buku ini dilengkapi dengan referensi ilmiah dari para ahli, juga dari sudut pandang agama. Kisah-kisah yang diikutsertakan oleh F. Arifah di buku ini, adalah kisah orang-orang yang mengalami mati suri itu sendiri, memberikan hikmah bagi para pembaca.

Setelah agenda bahas buku selesai, seperti biasa kami membuat dokumentasi dengan jeprat jepret. Karena tak ada yang punya hape kamera, jadi kami foto seadanya, di depan netbuk yang saya bawa. *Hasilnya ya seadanya saja :D

Sebelum acara usai, kami menyempatkan untuk share selama kurang lebih 15 menit. Membahas plan satu semester ke depan untuk agenda jangka panjang LRS Chapter Lampung.

Tepat saat adzan dhuhur berkumandang, kegiatan kami sudahi. Agenda direncanakan berlanjut pada bulan januari 2012 mendatang. (Tri Lego)

 

Ani Saat Menyampaikan resensi buku 

Sibuk masing-masing :D

 

Rabu, 02 November 2011

Promo LRS (New)! From Leutika

Dear all Leutikans,
Sudah kenal LRS? Yang belum kenal, Yuk mendekat.

Halo LRS!

Membaca dan menulis bisa diibaratkan kopi dan gula. Membaca saja, tanpa menulis, seperti minum kopi pahit. Memang terasa nikmat, tetapi ketika sampai pada waktu tertentu, rasa pahitnya akan mengganggu dan saat itulah kita membutuhkan gula sebagai pelengkap.

Membaca, selain menjadi jendela ilmu (klise memang, tapi itulah faktanya) adalah hobi wajib bagi para penulis. Kami berani bertaruh, tidak ada penulis yang tidak suka membaca. Mana mungkin mereka bisa belajar merangkai kalimat tanpa membaca??

Bertolak dari pemikiran di atas, Leutika dan LeutikaPrio membentuk Leutika Reading Society (LRS) sebagai bentuk apresiasi kami kepada para Leutikans. Kami berusaha untuk terus membersamai Leutikans mulai dari proses membaca sampai akhirnya berhasil menjadi penulis yang membuahkan karya sendiri.

LRS sendiri sudah berdiri sejak 21 Oktober dan terus berbenah demi kenyamanan para Leutikans. Saat ini tercatat 23 LRS aktif yang tersebar di berbagai pelosok Tanah Air mulai dari Banda Aceh, Lampung, Bengkulu, Bima, Bojonegoro, Cilacap, Demak, Jakarta, jember, sampai ke Bone.

LRS ngapain aja, sih?

Intinya sih, LRS menjadi ajang kumpul-kumpul bagi para pecinta literate termasuk di antaranya yang hobi baca dan menulis. Kami akan mengirimkan 3 exp buku gratis ke masing-masing LRS setiap bulan untuk kemudian:
-          Dibaca bergiliran oleh para anggota
-          Didiskusikan saat pertemuan rutin LRS
-          Dibuat ulasan dan resensi oleh masing-masing anggota

Selain itu, anggota LRS akan mendapat fasilitas khusus sebagai berikut:
-          Merchant Leutika
-          Kompetisi khusus antar LRS (seperti resensi, artikel, essai, dsb)
-          Kolom khusus untuk karya anggota di www.duniapenulis.com
-          Support penuh untuk event yang diadakan LRS (syarat dan ketentuan berlaku)
-          Paket penerbitan GRATIS untuk karya antologi para anggota LRS (diberikan setiap enam bulan sekali selama LRS tersebut masih aktif)
-          Support promo untuk buku antologi yang sudah terbit
-          LRS Award (LRS terpilih akan mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah khusus)

Apa enaknya jadi The koordinator of LRS?
Dengan menjadi koordinator LRS, kamu bisa mendapat beragam keuntungan seperti:
1. Didapat langsung saat aktivasi:
-          Buku gratis untuk koleksi pribadi (3exp/bulan, judul boleh memilih)
-          SMILE e-Magz (format Pdf)
2. Didapat setelah tiga bulan keanggotaan aktif:
-          Kaos Leutika
-          Voucher penerbitan sebesar Rp 150.000,- yang diberikan setiap enam bulan sekali
-          Voucher diskon tambahan 20% (berlaku untuk buku terbitan Leutika dan LeutikaPrio)
Kami juga memberikan reward khusus untuk koordinator dengan kinerja terbaik.

Apa kewajiban Koordinator?
Kewajiban para koordinator adalah sebagai berikut:
1. Mencari dan memprovokasi calon anggota LRS agar mau bergabung (minimal 5 orang)
2. Membuat pertemuan LRS minimal 1 bulan sekali dan memastikan keaktifan tiap anggota dalam diskusi
3. Membuat ulasan hasil diskusi rutin LRS dan publish di notes dan blog pribadi
4. Memastikan setiap anggota membuat resensi buku di notes fb dan blog pribadi masing-masing
5. Membuat foto dokumentasi dari forum diskusi LRS untuk kemudian dipublish di wall FB atau di blog
6. Menghadiri pertemuan rutin dengan petinggi Leutika serta koordinator LRS lainnya via Group Chat setiap sebulan sekali
7. Hal-hal lain akan diatur sesuai dengan perkembangan program ini.

Yang belum gabung, yuk segera gabung!

Resensi : Menguak Fenomena Mati Suri


Judul : Menguak Fenomena  Mati Suri
Penulis : F.Arifah
Penerbit : Grafina Mediacipta, cv
Cetakan : April 2011 ( cetakan pertama )
Tebal : 102 halaman



Mati suri masih  menjadi misteri yang belum bisa dipahami oleh kebanyakan orang karena mati suri itu sebenarnya hal yang tidak bisa diketahuai secara pasti. Ada yang mengatakan  saat mati suri mereka mengambang diatas tubuh mereka sendiri, sedangkan yang lain berjalan di terowongan penuh cahaya atau diliputi rasa damai.  Pengalaman  itu bisa  berupa  roh yang keluar dari tubuh. Perasaan yang menyenangkan ,melihat sebuah terowogan, lampu, kerabat meninggal, atau hidup mereka berkedip di depan mata mereka.

Sampai saat ini, masih banyak persoalan  mati  suri yang diperdebatkan tanpa ada dasar yang kuat. Karenanya melalui buku ini penulis mencoba untuk mengungkapkan peristiwa mati suri  berdasarkan pada perspektif medis dan agama.  Dalam buku ini juga dikuatkan dengan cerita tentang pengalaman orang-orang  yang pernah mengalami mati suri dan  tinjauannya  dari berbagai bidang

Ingin lebih tahu tentang mati suri dan benarkah Orang Mati Bisa Hidup Kembali?
temukan jawabannya dalam buku Menguak Fenomena  Mati Suri. SELAMAT MENIKMATI 

(peresensi : Anie Izzatullah)



Kamis, 27 Oktober 2011

Pertemuan Part 3 LRS Chapter Lampung


Liputan Pertemuan Ke-3 LRS Chapter Lampung

Minggu, 23 Oktober 2011, adalah tanggal dimana LRS Chapter Lampung akan bertemu untuk yang ke 3 kalinya. Jika biasanya lokasi pertemuan berada di Bandar Lampung tepatnya di gazebo unila, maka pada pertemuan kali ini lokasi berada di Taman Kota Metro. Dan karena beberapa hal, maka, pertemuan ini hanya dihadiri koord LRS Chapter Lampung dengan  3 anggotanya yang berdomisili di metro. Saya kurang enak hati, karena sesuatu dan lain hal, terpaksa membuat bu koord (Tri Lego Indah) menunggu jemputan kami satu jam lamanya. Mbak Tri Lego Indah harus menunggu jemputan kami di lampu merah Ganjar Agung. Sebuah tempat pemberhentian bus dari Bandar Lampung menuju terminal kota Metro. 

Sedianya pertemuan ini dihadiri oleh Saya, mbak Anie, Nisa dan bu koord (mbak Tri Lego Indah), namun, berbagai kejutan datang dari dua rekan lainnya : Nisa dan Anie. Nisa berhalangan hadir karena ada agenda  wajib dari organisasi pers kampus yang diikutinya, dan Anie dalam kondisi sedang sakit. Maka, saya segera melaju menunggangi Yamaha Xeon untuk menjemput bu koord. 

Kami berdua masih tetap optimis agenda LRS tetap berjalan, sekalipun hanya ada kami berdua. Bu koord mengajak saya untuk mampir di rumah kakak kandungnya di Ganjar Asri. Di sana, kami sempat untuk ngobrol beberapa hal terkait LRS. Dan alhamdulillah, ketika diskusi sudah berjalan sekitar 20 menit, mbak Anie memberitahukan via sms bahwa beliau sudah sehat. Dan meminta kami untuk segera meluncur ke taman kota metro sesuai kesepakatan awal. Dan akhirnya, saya dengan bu koord gegas berpamitan dan meluncur ke sana.

Pukul 11:00 wib, kami bertiga sudah berada di taman kota metro. Kegiatan segera kami mulai. Sesuai usul dari bu koord, karena beberapa minggu yang lalu cerita anak saya terbit di harian lampost, maka kali ini, kami bertiga membahas topik mengenai cerita anak. Kali ini, pembahasan mengenai cerita anak, disampaikan oleh Saya sendiri (Sedamai Lazuardi)  ^_^ 

Dari pengalaman saya menulis cerita anak, ada beberapa hal yang sangat urgent untuk suksesnya membuat cerita anak. Diantaranya yaitu :

  1. Tema, tujuan, pesan moral. Mengenai tema, tentu cerita anak berbeda dengan kita membuat tulisan berupa cerpen biasa. Karena sasarannya anak-anak jadi kita berusaha menyesuaikan kira-kira tema apa saja yang tepat untuk anak-anak. Tema ini juga menurut pemateri ada hubungannya dengan pesan moral yang akan disampaikan. Seperti misalnya: hari libur, biasanya pesan moral yang dapat disampaikan saat liburan adalah tetap mengerjakan tugas-tugas rumah dan tidak lupa untuk membuka buku-buku sekolah walau hanya beberapa saat. 
  2. Bahasa yang dapat dimengerti anak.
Karena sasarannya anak-anak. Sehingga diusahakan pemilihan kata/ diksi yang kita gunakan adalah yang nyaris polos. Ketika kita mmembuat cerpen kita mungkin sering memakai bahasa yang bermajas, namun dicerita anak, agak diminimalisasi agar pembaca mengerti. Sebagai contoh: Ia  menampakan sebongkah senyuman salju. Ketika kalimat itu digunakan dalam cerpen akan bagus. Tapi mungkin berbeda ketika menulis di cerita anak. Seperti: Ia tampak  memendam marah, mungkin ini lebih dapat dimengerti anak-anak.

  1. Diksi atau pemilihan kata, lebih diperhatikan. Sekali lagi karena sasarannya anak-anak.  Karena anak-anak ibarat kaca yang berdebu. Jangan terlalu lembut membersihkannya nanti ia mudah keruh dan ternoda. Jangan terlalu keras membersihkannya, nanti ia retak dan pecah. Lemah lembutlah kepadanya namun jangan terlalu memanjakannya. Tegurlah bila ia tersalah namun jangan lukai hatinya.. (walah kok jadi nyanyi sih..) Balik lagi.. Iya, jadi diusahakan menggunakan bahasa yang santun. Seperti: kata ‘meninggal’ lebih enak di baca daripada kata’mampus’.
  2.  
  3. Agar lebih indah, mengusahakan agar imajinasi bermain di dalam tulisan kita.
Dari hasil diskusi muncul pertanyaan bagaimana bisa membuat cerita anak seperti cernak yang saya buat dan masuk lampost? Dan saya menjawab : Sebenarnya ceritanya hanya tentang dua bersaudara yang bertengkar karena bersikap egois dan manja. Namun, dibalut dengan suasana cerita dongeng tetang kisah negeri awan. Yang di sana ada Windi sang angin petualang, peri warna-warni yang pandai bernyanyi dan menari.

Saya juga mengatakan sebenarnya saya juga tidak terlalu mengerti bagaimana saya bisa membuat cerita tersebut. Saya hanya mendapatkan ide tentang awan. Kemudian terisnpirasi dari dongeng-dongeng dan cerita anak-anak yang pernah saya baca,  kemudian terinspirasi juga dengan film barbie, karena dalam ceritanya tersebut ada para peri warna-warni yang menari dan bernyanyi. Peri-peri tersebut terinspirasi dari film barbie yang suka menari dan bernyanyi. Kemudian, diakhir diskusi ditambahkan  oleh Bu Koord (Tri Lego) dan Anie Izzatullah bahwa penulis sebenarnya tidak memerlukan teori-teori, karena pada dasarnya adalah berlatih dan terus berlatih. Practice Make To Perfect. Dan  hal-hal lain yang sangat dibutuhkan ketika membuat cerita anak adalah mencari referensi tentang dunia anak dan memahami karakter media yang akan kita kirimi karya. Referensi itu bisa kita dapatkan dari cerita-cerita anak di majalah, di koran, dan buku-buku  berbau anak-anak. Atau kita memposisikan diri kita sebagai anak-anak. 

Pukl 12:30 wib kegiatan diskusi mengenai cernak kami akhiri, dan dilanjutkan dengan sesi jeprat jepret di akhir acara. 

Demikian reportase kegiatan pertemuan ke 3 LRS Chapter Lampung. Semoga bermanfaat. Tunggu liputan selanjutnya, di pertemuan ke 4 LRS Chapter Lampung pada 30 Oktober 2011 at gazebo Universitas Lampung. (Crew LRS Chapter Lampung)
Metro, 27Oktober 2011
Reportase by : Sedamai Lazuardi-Anggota LRS Chapter Lampung 






Minggu, 08 Mei 2011

Pertemuan Part 2 LRS Chapter Lampung

Minggu, 08 Mei 2011 pukul 9.00 telah diadakan pertemuan ke dua LRS Chapter Lampung. Pertemuan ke dua  ini dihadiri 8 orang anggota dari 21 anggota yang telah terdaftar. Dalam pertemuan ini dihadiri oleh seorang anggota baru, dan pembahasan buku yang ditugaskan untuk diresensi. Buku yang pertama dibahas adalah buku berjudul “ Lagu Opick Inspirasiku”
Mau tahu bagaimana ulasan diskusinya, cekidot..! 


D first book, “ Lagu Opick Inspirasiku”  berisi kisah berhikmah para pendengar lagu Opick. Buku setebal 188 halaman berdisain cover hijau dan hitam ini menampilkan banyak kisah yang terjadi dalam kehidupan nyata. Walau desain covernya bisa di katakan religi banget, tapi ternyata penulisnyapun tidak hanya yang beragama Islam, melainkan ada yang beragama non Islam. Ini menjadi daya tarik tersendiri. Bahwa, lagu Opick yang menginspirasi banyak orang tak hanya kalangan yang meyakini ke-Esa-an Allah saja. Cerita ini dikisahkan oleh Joko Susanto berjudul “Segenggam Cahaya”. Beliau yang tadinya memahami bahwa Islam itu membuat keonaran, ternyata setelah mendengarkan lagu Opick. Pemikirannya terhadap Islam berangsur membaik. 

Lalu kisah seru berjudul,”Indahnya Bersedekah” ditulis oleh mbak Dila Saktika Negara, yang juga anggota LRS Chapter Lampung Beliau menuturkan ketika saat sedang kritis tak ada uang, kecuali hanya selembar seribuan, dan akhirnya ia berikan kepada yang membutuhkan. Akhirnya, Allahpun langsung menggantinya. Ketika sudah samapi di rumah, oomnya yang sedang mendapatkan rezeji, memberinya uang dalam jumlah ratusan ribu rupiah. Tadinya ia sudah bingung karena tak punya uang, apalagi ia tinggal bersama oomnya. Sungguh kalo kita berada diposisinya, kita akan merasakan hal yang sama. Tapi, betapa Allah itu Maha Baik, mengerti kekurangan hambaNya. Walloohu’alam.


 Ada juga kisah haru yang ditulis mbak Afifah Rona, berjudul “Cahaya Hati itu Tersimpan di Tanah Paman Sam”. Dimana ketika ia menjadi mahasiswa ia adalah sosok yang jarang menghidupkan syariat, baik dalam diri maupun keluarganya. Bisa dibilang, Islamnya adalah Islam KTP (kata yang nulis). Hal itu semakin diperparah saat ia menimba ilmu di negeri Paman Sam, ia jarang mengikuti pertemuan anak-anak Indonesia yang mengadakan pengajian, ia malah asyik bersama teman-teman asingnya. Ketika ia merasa punya masalah, ia larikan masalahnya bersama gempita diskotik. Begitulah kebiasaannya. Hingga suatu hari ia bermimpi, ia tengah mengenajan jilbab barwarna jingga. Saat itu ia tengah dilanda ‘kegersangan’, ia merasa hampa, dan dengan iseng ia mengetik kata”cahaya hati” di computer yang sudah tersambung dengan internet. Dan di sana banyak bermunculan kata yang senada. Lalu, ia ambil secara acak, dan terpilihlah lagu Opick. Ketika mendengarnya, ia menjadi sadar, dan lagu itu menjadi lagu wajibnya yang ia dengar. Hingga pada suatu hari melalui temannya, ketika ia merasa sendiri, akhirnya ia mau pergi ke acara pengajian anak-anak Indonesia, dari sanalah ia semakin sdar bahwa sudah saatnya ia berubah. Setelah itu, di suatu hari, dengan tidak disangka, untuk pertema kalinya ia mengenakan jilbab, adalah berwarna jingga. Dan itu persis seperti mimpinya. Dan akhirnya iapun kembali kepada jalan yang benar. Subhanallooh.

 
The second book is “ Curhat Jalan Raya”. Ketika kita ngomong soal lalu lintas. Buku berwarna biru ini dalah kumpulan 30 karya terbaik dari 279 peserta. Buku yang menceritakan bagaimana geliat para pengguna jalan yang mengalami problema dan mereka ceritakan dalam buku apik ini. “ AWAAAS, PEJABAT MAU LEWAT!” judul yang dipilih oleh mbak Yudith Fabiola ini menceritakan kekesalannya ketika akan menghadiri pesta pernikahan di Jakarta. Dari Bandung mbak Yudith sekeluarga akan menghadiri dua pesta pernikahan. Yang pertama lancar saja. Ketika melanjutkan perjalanan ke pesta pernikahan selanjutnya, laju mobil berhenti. Ia heran beribu heran. Ada kecelakaankah? Ambulan mau lewatkah? Demokah? (masa demo malam-malam sih?) Saat papanya menurunkan jendela mobil dan ingin mencari tahu sebabnya, ternyata…
“ARRRGGGHHH!” ternyata rombongan “pejabat” mau “lewat”! memangnya jalan ini punya siapa? Bagaimana kalau di antara penumpang yang terjebak kemacetan tadi ada ibu yang mau melahirkan, ada bapak yang sakit gigi, ada anak yang pingin pipis.

“UUUGGGHH!” Pingin gigit tiang listrik rasanya. Dan setelah mobil dapat melaju, sesampainya di sana pesta pernikahan teman mbak Yudith sudah selesai. Makan-makanan sudah habis. Meja-meja dirapikan.  Mbak Yudith misuh-misuh dalam perjalanan pulang. Dalam curhatnya mbak Yudith menyarankan beberapa hal seperti:

-         Mengumumkan lewat media cetak atau elektronik tentang waktu dan ruas-ruas jalan yang akan dilalui mereka sehingga rakyat jelata bias mengambil jalur alternative.
-         Tau pejabatnya yang emenmpuh jalur lain. Jalur yang jauh dari keramaian, selain menghindari kemacetan, juga lebih aman.
-         Pejabat pasti diberi fasilitas yang menunjang kerjanya, kan? Bukan tidak mungkin disediakan helicopter, yak an? Jadi, akan lebih baik kalau perjalanan yang bisa menyebabkan kemacetan dan waktu yang lama bisa disiasati dengan naik helikopter. Pejabat tenang, rakyatpun senang. ( di eritakan oleh mbak Dila Saktika Negara)

Curhatan selanjutnya di samapaikan olah kak Ahmed Ghosen Al Qohtany. “ ANGKOT TERGAUL SE- INDONESIA” dari Oloan P. Lubis
Di daerah Padang, walaupun tak semaju Jakarta, dan kota besar lainnya, kalau bicara soal angkot, katanya di sana angkotnya gaul-gaul. Kalau kita ke sana, katanya kita bisa kaget. Gimana nggak, angkotnya dimodif dengan gaya anak muda. Malai dari bagian luarnya. Kalau biasanya cutting stiker digunakan cuma buat mobil-mobil modifikasi, jangan salah… Di Padang semua angkotnya menggunakan cutting stiker lho. Ditempel dengan tataletak yang apik. Stikernya mulai dari merk terkenal, seperti merk pakaian. Misalnya Quick Silver, Billabong, Ocean Pacific, dan lain-lain. Kalau angkotnya tampil polos, di sana (kata pencerita) jarang laku. Selain stiker, angkot dibuat ceper. Walau tidak semuanya. Terus, interior angkotnya. Biasanya tempat duduk penumpang dibikin sebagus mungkin dengan warna-warna yang disukai remaja. Seperti merah muda, biru muda, dan lain-lain. Nggak ada angkot yang polos kayak keluaran dari pabriknya. Kalaupun ada bisa dihitung. Tapi, sayangnya jok mobil bakal jadi incaran tangan-tangan usil. Beberapa orang mencoret dengan nama gank, nama sekolah, nama pacar, parahnya ada kata kasar dan jorok! And than, system audionya. Serasa berada dalam diskotik atau serasa sedang nonton konser dari jarak dekat. Namun dari semua itu, ada satu masalah yaitu sopir angkot yang ugal-ugalan. Mungkin karena rata-rata sopir di sana berusia 17-30 tahun, sehingga masih berjiwa muda sampai-sampai membawa kendaraan seperti balapan. 

Namun, alasan klasik adalah kejar setoran. Terkadang, para polisi cerdik juga, mereka ngumpet di tempat yang gak kelihatan, tapi mengawasi lampu merah. Kalau ada angkot yang menerobos lampu merah, hap langsung ditangkap. Namun, tetap membandel, walau SIM-nya sudah pernah ditangkap polisi, menjadi sebab kecelakaan dan lain-lain, karena bagi mereka yang penting bawa angkot, kejar setoran, terus dapat uang deh.
Selain itu, di Makassar, konvoi pengendara yang mengantar jenazah yang akan dimakamkan mengiasi hampir setiap hari di jalan raya. Cerita ini mungkin langka dalam benak kita, tapi di Makassar ternyata ini menjadi maslah tersendiri. Karena tidak sedikit para pengguna jalan yang merasa kesal dengan konvoi para pengantar jenazah sehingga melontarkan kata-kata yang tidak sepatutnya. Bukannya doa yang dilafazkan melainkan kaliamat  serapah karena ugal-ugalan.
Selain itu sedikit curhat dari saya (hehehe). Saya miris sebenarnya dengan para pedagang yang me-nyabotase trotoar. Dihati kecil saya sebenarnya prihatin dengan keadaan ekonomi mereka yang lebih tidak beruntung dari saya, tapi melihat ‘kelakuan’ mereka saya jadi jengkol eh jengkel sama mereka. Karena sadar atau tidak, itu mengganggu para pejalan kaki. Sehingga saat berjalan di atas trotoar, mengharuskan naik turun trotoar karena ada pedagang. Dan kadang tidak hanya satu, tapi lebih. Dan itu bisa memakan waktu untuk naik-turun trotoar saja. Selain itu, ketika berjalan di pinggir jalan, pengguna motor yang ngebut sering kali membuat saya kesal. Karena jarak mengendarai motornya sangat dekat sekali dengan saya yang lagi jalan. Sampai-sampai hembusan angin yang ditimbulkan kecepatan motor dapat saya rasakan. Selain itu mobil-mobil yang sebenarnya sudah ‘makan’ bagian jalan kami tega-teganya mengklakson, menandakan kaliamat perintah,” minggir!”. “Iya-iya, mentang-mentang naik mobil!” dengus saya kesal.
Seusai membahas ke dua buku tersebut, acara selanjutnya pembahasan materi yang dihidangkan oleh mbak Dila Saktika Negara anggota LRS chapter Lampung. Kami diberi materi berupa, “narasi”. Apakah itu narasi? Narasi adalah bentuk tulisan yang di tulis based on true story. Ditulis seperti diary namun tetap memperhatikan EYD. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan narasi :

Pertama, jujur dengan apa yang ditulis. jangan dibuat-buat.
Ke dua, buat jeda dengan memberi paragraf. hindari paragraf yang panjange
Ketiga, kisah harus mengnsprasi dan mempunyai hikmah.
Tidak sampai situ, rangkaian acara LRS berlanjut makan-makan dikediaman mbak Yazmin Aisyah yang pada hari Minggu juga sedang walimahan alias menikah! Gegaslah kami seusai sholat meluncur ke sana. Dan… inilah fotonya…




Barokalloh mbak Yazmin…
Oya, numpang promo nih…

Beberapa anggota LRS sudah ada yang karyanya terbit.. Seperti mbak Tri Lego Indah ( Ibu Koord) : Ibuku Adalah… dan karya yang lainnya
Bang  Yandigsa: Cinta Hilal Fajri, dan karya yang lainnya
Mbak Yazmin Aisyah: Cinta Tak Bersyarat, dan karya yang lain
Mbak Dila Saktika Negara: The Cup of Tea, dan beberapa antologi
Sedamai Lazuardi: Kado Untuk Indonesia.. dan lainnya
Serta karya dari kami ( Tri Lego Indah, Yazmin Aisyah, dan Sedamai Lazuardi): Serba-Serbi Ujian Nasional ( Leutika Prio, 2011) antologi narasi kisah-kisah seru seputar ujian nasional. Beli ya beli…. Hehe.. harganya RP. 61.100 ( belum termasuk ongkos kirim, tapi kalo beli senilai Rp.90.000 gratis ongkir.. nah kalo beli barengan aja… ^^v)
Terakhir… selamat berkarya dan berjuang di tanah seberang, buat kak Ahmed Ghoseen Al-Qohtany, anggota LRS chapter Lampung yang dipanggil Leutika untuk bergabung di sana. Semoga sukses!! Jangan lupain kita ya….^_^

Bandar Lampung, 08 Mei 2011
Sedamai Lazuardi
Anggota LRS Chapter Lampung


Minggu, 27 Maret 2011

Meet And Great “ Andrea Hirata” (Review)

Acara bertajuk meet and greet” Andrea Hirata” yang digelar hari minggu, 27 Maret 2011 oleh Gramedia Lampung bekerja sama dengan Mizan dan Bentang Pustaka berlangsung sangat meriah. Pengunjung Gramedia lebih ramai daripada biasanya. Kebanyakan pengunjung sengaja datang untuk mengikuti talk show bersama penulis tetralogi laskar pelangi ini.

Acara dimulai sekitar pukul 14.15 wib. Pengunjung disuguhi tarian ala laskar pelangi- yang diperankan oleh karyawan Gramedia berdandan ala penari laskar pelangi. Puluhan digicam dan handycam berebut mengambil gambar para penari saat menirukan gaya anak-anak laskar pelangi.

Riuh rendah suara pengunjung yang hadir ketika MC memanggil Andrea Hirata yang sejak tadi di “keep” di kantor Gramedia. Puluhan sorot kamera tak mau ketinggalan memotret penulis yang novelnya diterjemah ke berbagai bahasa. Andrea dengan gayanya yang khas berjalan cepat menuju podium sembari melambaikan tangan. Dandanannya sangat khas, dengan memakai topi warna hitam-khas Andrea Hirata.


Segera disambutnya microphone yang disediakan panitia dan memberikan sedikit kesan mengenai kedatangannya kali pertama ke Lampung. Awalnya kami fikir beliau akan duduk di kursi dan menggelar bedah novelnya- seperti acara-acara talkshow pada umumnya. Ternyata, bang Andrea justru mengajak kami- pengunjung untuk saling share. Alhasil telunjuk-telunjuk kami berebut naik, berharap kami terpilih untuk bisa bertanya langsung kepada penulis asal Belitong ini.

Andrea cukup apresiate dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Terlebih dengan pertanyaan pengunjung yang secara blak-blakan bertanya soal gosip miring yang beredar mengenai status Andrea Hirata. Andrea hanya bisa tersenyum, dan mengkonfirmasi ketidak benaran rumor yang beredar. Dan dengan tegas menyatakan bahwa Andrea Hirata tidak memiliki akun di twitter. Hingga jelas, yang selama ini ada di twitter bukanlah Andrea Hirata penulis tetralogi laskar pelangi. Pertanyaanpun beragam. Salah satunya di lontar oleh Yasmin Aisyah- salah satu anggota LRS Chapter Lampung. Yazmin  meminta pandangan Andrea mengenai penulis yang menerbitkan buku secara online dengan penulis yang berkesempatan  menerbitkan buku di penerbit major. Dan dengan santai Andrea pun menjawab. Pada dasarnya dari ranah apapun dia (baca: penulis) itu dilahirkan, maka ke duanya harus diberikan apresiasi. Dan kembali menanyakan bagaimana niatan awal sang penulis tersebut untuk menulis. Apakah untuk “hanya bermegah-megahan”, karena materi atau untuk aktualisasi diri. Penulis yang besar di dunia online seperti fesbuk bukan berarti tidak berkualitas.  Bahkan mungkin karyanya sangat bagus, hanya saja ada faktor-faktor yang belum membuatnya muncul. Misal sang penulis tersebut tidak ingin menjadi terkenal ataupun belum  ada media yang sesuai dengan tulisannya.

Pertanyaan demi pertanyaan telah dijawab oleh Andrea Hirata. Namun karena jam terbang sang penulis yang akan meluncurkan novel terbarunya berjudul Ayah sangat tinggi, maka hanya 15 menit kami bisa bertatap muka dan share langsung dengan Andrea Hirata. Beberapa menit sebelum Andrea benar-benar meninggalkan podium, acara diakhiri dengan tanda tangan gratis buku-buku mahakarya Andrea Hirata.

Acara ditutup dengan membagi doorprise bagi para pengunjung yang masih setia di sana kendati sang bintang sudah beranjak meninggalkan podium.(tri&dzul)

Review oleh : Dzulfikar Akbar Cordova dan Tri Lego Indah
(LRS Chapter Lampung Crew)



Senin, 14 Maret 2011

Pertemuan Perdana LRS Chapter Lampung

Minggu, 13 Maret 2011 pukul 13.00 telah digelar pertemuan perdana LRS Chapter Lampung. Pertemuan perdana ini dihadiri 10 orang anggota dari 18 anggota yang telah terdaftar. Dalam agenda perdana ini dimulai dengan perkenalan singkat para anggota, dilanjutkan sedikit penjelasan mengenai LRS (disampaikan oleh koordinator), dan diskusi seputar LRS. Hingga akhirnya sampailah pada agenda inti berupa mengulas dan mendiskusikan buku paket kiriman perdana Leutika yaitu buku”Gara-Gara Facebook dan buku Oyako No Hanashi”.

Mau tahu bagaimana ulasan diskusinya, check this out ^_*

Buku yang pertama diulas adalah buku “Gara-Gara Facebook” yang berisi kisah-kisah seru para facebookers. Buku setebal 188 halaman berdisain cover dominan biru putih (seperti tampilan facebook di layar komputer kita ^_^ ) ini mengupas beragam kisah yang terjadi gara-gara facebook. Ya, jejaring sosial berlambang huruf F kini seolah sudah menjadi bagian dari gaya hidup berbagai kalangan. Sampai- sampai rasanya ada yang kurang jika dalam sehari tidak online di Fesbuk ^^.

Berbagai kejadian tak terduga pun bisa terjadi gara-gara seseorang “kebelet” untuk mengupdate status. Beberapa kejadian yang terangkum dalam buku ini diantaranya:
1. Buronan Balik ke Sel
Karena kasus penipuan di Mexico, bernama Maxi Sopo, terpaksa kudu balik ke sel-nya di Mexico. Gara-gara kebelet nulis status ke kawan-kawannya. Meski profil ia rahasiakan, tetapi kawan-kawan yang ia kirim kabar tidak. Dia kemudian terlacak via Facebook dan Myspace.
2. Tawuran karena Facebook.
Tak terima pacarnya dimaki-maki lewat facebook, Steven Liang (23), warga Jalan Ploso Timur, mencoba mengklarifikasi ke Paulus dan Lia. Kedua orang itu selalu meneror Rini, pacar Steven, dengan makian dan ancaman melalui account facebooknya. “Karena tak terima, korban minta bertemu dengan orang yang meneror pacarnya,” ujar Kasat Rekrim Polres Surabaya Utara, AKP Dolly A Primanto, kepada wartawan di mapolres, Jalan Bubutan, Sabtu (12/12/2009).
Pertemuan pun disepakati di Jalan Pirngadi. Namun saat datang ke jalan yang berdekatan dengan Polres Surabaya itu, masing-masing pihak rupanya membawa banyak teman. Steven membawa 3 orang teman, sedangkan Paulus membawa lebih dari 10 orang termasuk adiknya, Tonny Wijaya (23) yang tak lain adalah suami Lia dan Wahyudi Mokoagao (23), warga Jalan Setro.
Pertemuan yang rencananya hendak mengajak damai itu malah berubah menjadi pertengkaran akibat kedua kubu tak mau saling mengalah. Karena kalah jumlah, Steven pun dihajar oleh kubu Paulus. Kepala dan wajah Steven dipukul dengan helm dan mobilnya dilempar dengan batu paving sehingga kacanya pecah.
3. Pelamar Kerja ditolak
Detiknet pernah mempublish hasil temuan di luar negeri, bahwa 1 dari 10 pelamar ditolak gara-gara facebook. Kenapa? Perusahaan melacak kebenaran curiculum vitae si pelamar, dan melihat facebook yang dimiliki. Wah, isinya ternyata rajin memaki rasis, dan doyan menayang gambar-gambar seronok.
4. Pekerja Dipecat
Tadi yang cari kerja, kini kisah pekerja yang pastinya bakal jadi pelamar (gara-gara dipecat di tempat kerja lama). Keranjingan facebook bisa membuat orang lupa sama tugas. Lebih ruwet kalau fasilitas kantor malah jadi fasilitas seperti warnet, online melulu. Jelas dong, perusahaan sewot. Ujung-ujungnya, ya itu tadi, bye bye pekerjaan…

Selain hal-hal negatif yang telah disebutkan diatas, ternyata FB tentunya juga memiliki sisi positif tersendiri. Hal-hal positif itu bisa kita baca dari kisah beberapa kontributor di buku ini yaitu “Tak Ada Kata Terlambat untuk Belajar”, “Bisa Buat Apa Aja”, “Menikah dengan Nama yang Sama”, “GIGI Terinspirasi Buat Lagu”, dll

Nah, melalui buku ini kita bisa melihat sisi positif dan negatif dari penggunaan facebook itu sendiri. Segala hal bisa saja terjadi jika kita tidak pandai-pandai mengelola diri dalam berfesbuk ria. Sehingga buku ini sangat cocok untuk menjadi referensi terutama bagi para facebooker agar tidak menuhankan Facebook di atas segalanya. So, yang belum baca segera baca ya J

Lanjut pembahasan untuk buku ke dua. Yaitu buku Oyako No Hanashi. Belum sempat untuk memulai pembahasan, kami cuma bisa senyam senyum mengingat isi cerita dalam buku- yang ditulis mirip diary ini. Buku bercover ala Jepun ini berisi kisah Mom VS Kids. Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata mb Aan Wulandari yang super gokil selama keberangkatan ke Jepang menemani suaminya yang mendapat beasiswa S3 di sana, juga kisah beliau saat tinggal di sana dan sekembalinya ke Indonesia. Banyak kejadian seru, tidak terduga, juga cerita-cerita lucu seputar celoteh putra pertama mb Aan yaitu Syafiq.

Kisah Mom Vs Kids di buku ini kental sekali terasa. Terlebih saat Syafiq sangat menginginkan sosok seorang adik yang dia beri nama Tazkia. Sehingga membuat Mama (mb Aan) menjadi kewalahan. Dan kocaknya, si Syafiq sampai mengajak Mama untuk “mengeluarkan” adik imajinernya di rumah sakit. Wew gak kebayang kan bagaimana ngeyelnya si Syafiq dan bingungnya si Mama?

Dan ternyata setelah 6 bulan menjelang kepulangan keluarga ini ke Indonesia, akhirnya Mamapun benar-benar hamil. Tapi sayangnya Mama tidak melahirkan di Jepang. Padahal konon kabarnya melahirkan di Jepan sungguh dimanja. Ditangani oleh dokter yang super ramah, fasilitas modern dan teknologi mutakhir. Juga melahirkan di Jepang bisa dapat bonus. Hmm sayangnya Mama belum mendapat keberuntungan ini.

Faktor bahasa menjadi salah satu kendala Syafiq setibanya di Indonesia. Terlebih saat Syafiq menginginkan sesuatu, Syafiq selalu memberikan akhiran kata “..tai” yang kalau bahasa Jepang berarti ingin, sedangkan “tai” dalam bahasa Indonesia berarti kotoran. Hmm bisa jadi salah sangka kan kalau tidak paham artinya? Hehe

Apalagi cuplikan kalimat polos dari Syafiq yang buat kita cuma bisa geleng-geleng. Simak cuplikan celoteh Syafiq berikut ^_*
“Ma, tadi Shofie nggak nangis selama ditinggal Mama lho, “kata Syafiq.
“Oh ya?” kata Mama senang.
“Tahu nggak kenapa?”
“Nggak...”
“Karena nggak ada yang marah-marah.”

Hahaha, celoteh polos dan lugu dari seorang Syafiq merupakan ungkapan jujur nan polos balita usia tiga tahun. Tentunya bisa menjadi cerminan kita (calon orang tua) untuk tidak bersikap demikian ketika kelak telah berumah tangga. ^_^

Buku ini cukup langka dan kami rekomendasikan kepada Anda untuk segera memiliki buku ini. Terlebih yang berniat untuk mengambil study di Jepang. Kita bisa mengintip berbagai kebiasaan orang-orang Jepang dengan membaca beberapa cerita dalam buku ini.

Eits, satu lagi budaya diskon ternyata ada juga loh di Jepang, hehehe
Penasaran? Segera baca bukunya ya. Dijamin Anda akan tertawa tiada henti :)

Setelah usai membahas kedua buku tersebut, disepakatilah pertemuan kedua LRS Chapter Lampung pada 27 Maret 2011 untuk membedah buku paket kiriman ke 2 Leutika yaitu Opick Inspirasiku dan Curhat Jalan Raya.

Dan disesi terakhir, sebagai pelengkap pertemuan, maka jeprat jepret pun tak ketinggalan dilakukan. Sembari para anggota juga koordinatornya promosi buku masing-masing, hehehe 


Bandar Lampung, 14 Maret 2011

Tri Lego Indah F N
Koordinator LRS Chapter Lampung